HIV saat ini merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan khusus. Kelompok resiko HIV yang semakin luas menjadi penyebab diperlukannya pencegahan dan penanganan terhadap kasus HIV yang semakin mengkhawatirkan di masyarakat. Untuk itu, pendekatan berbasis persuasif dan preventif terkait pengetahuan, sikap, dan keyakinan masyarakat tentang bahaya HIV perlu ditingkatkan. Adapun pendekatan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan. Case manager, dalam hal ini dokter puskesmas/dokter layanan primer bekerja sama dengan ahli kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan penyuluhan sekaligus skrinnig HIV terpadu. Skrinning dapat dilakukan di lokasi yang dekat dengan masyarakat, seperti di Puskesmas, klinik pratama, dan tempat lainnya. Sedang penyuluhan, yang tujuannya untuk membangun kesadaran akan pentingnya pencegahan HIV, dapat dilakukan di dalam dan diluar lingkungan pelayanan kesehatan, seperti pada saat pertemuan warga, atau arisan PKK.
Untuk penyuluhan terpadu mengenai bahaya HIV, dapat dilakukan dengan kerja sama lintas sektor, misalnya dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan, Departemen Agama maupun dinas terkait. Hal ini karena HIV bukan hanya penyakit yang dapat merusak sistem pertahanan tubuh, tapi juga penyakit yang berhubungan dengan kehidupan sosial. Ini disebabkan oleh adanya stigma tentang HIV yang timbul karena ketidaktahuan masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan suatu model case management terpadu HIV yang terdiri dari kerjasama lintas sektor. Selain melalui metode penyuluhan, kegiatan pencegahan HIV adalah dengan pemberian vaksin anti HIV pada usia produktif. Skrinning HIV dapat dilakukan juga untuk mengetahui berapa banyak masyarakat yang beresiko terinfeksi HIV agar lebih cepat untuk ditangani, sehingga perjalanan virus HIV menuju AIDS dapat diperlambat dengan terapi yang tepat. Selain itu, pemahaman terhadap hubungan seksual yang aman bagi penderita HIV maupun masyarakat luas juga hendaknya diberikan. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui tentang safety sex untuk pencegahan penularan HIV. Bagi masyarakat yang sudah terkena HIV, diperlukan penanganan yang komprehensif. Penanganan tersebut tidak hanya untuk memperbaiki kesehatan fisik saja, namun juga untuk mengembalikan semangat hidup dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Caranya, melakukan konseling terpadu di klinik khusus maupun membuat perkumpulan agar para penderita tidak merasa hidup sendiri. Pemahaman pada masyarakat luas juga perlu dilakukan dengan case management lintas sektor untuk meminimalkan stigma terhadap penderita HIV.
Sumber :
Brooks, D. "HIV related case management." Handbook of HIV and social work (2010): 77-88.
Simbayi, Leickness, et al. "The evaluation of immediate behavioural outcomes of the syndromic case management approach for the treatment of patients with sexually transmitted infections at PHC centres in South Africa: Knowledge, attitudes, beliefs and sexual behaviour." SAHARA-J: Journal of Social Aspects of HIV/AIDS 1.1 (2004): 35-44.
--Yuliah Farahdini--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar