Desain Organisasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Swasta

DESAIN STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SWASTA

Disusun oleh : Normalita S  (KMPK 2015)


Versi I
Versi II
Versi III
Top decision makers

Direktur Utama
Pemilik Yayasan/ Owner
Pemilik Yayasan/ Owner
Middle Manager

Direktur Pelayanan Medik
Direktur Utama
Direktur Utama
Pembuat standar

Kepala Instalansi Rawat Inap
Kepala Instalansi Rawat Inap
(1).Kepala Insta lansi Rawat Inap
(2). Kepala Bidang Keperawatan
Pendukung Kerja
Kepala Bidang Keperawatan
Direktur Pelayanan Medik

(1). Direktur Pelayanan Medik
(2). Seksi Rawat Inap :
   (a). Koordinator asuhan   
          keperawatan
   (b). Koordinator logistik
          keperawatan
    (c). Koordinator SDM Keperawatan

Operating Core
Seksi Rawat Inap, perawat,
(1). Kepala Bidang Keperawatan
(2). Seksi Rawat Inap
    (a). Koordinator asuhan
          keperawatan
    (b). Koordinator logistik
          keperawatan
    (c). Koordinator SDM
          Keperawatan
(3). Perawat
(4). Asisten Perawat
(5). Dokter


(1). Perawat,
(2). Asisten Perawat,
(3). Mahasiswa perawat yang sedang magang.
(4). Dokter

Client
Pasien rawat inap yang mendapat tindakan asuhan keperawatan
Pasien rawat inap yang mendapat tindakan asuhan keperawatan
Pasien rawat inap yang mendapat tindakan asuhan keperawatan

Berdasarkan Structural Configuration dari  Mintzberg's Five Organizational Structures, maka Professional bureaucracy merupakan pilihan yang tepat untuk struktur organisasi di rumah sakit. Menggunakan tipe desentralisasi secara vertikal dan horizontal, serta poin utama dalam struktur tersebut berada pada operating care. Pada umumnya rumah sakit memiliki tujuan untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi dan terus berinovasi. Maka diperlukan pengembangan kemampuan individu dalam bekerja dengan memberikan dukungan dalam pengembangan kompetensi sesuai bidang. Pada tabel di atas saya mengambil contoh organisasi di bagian rawat inap, karena menurut saya sistem organisasi dalam rawat inap harus kuat. Rawat Inap sebagai tempat untuk pasien memperoleh perawatan langsung dan diawasi oleh tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat yang professional untuk mendukung proses kesembuhan pasien, yang dalam hal ini perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan di ruang rawat inap.
Berikut dibawah ini merupakan penjelasan hasil analisis mengenai tabel di atas :

Versi II :
1). Operating core atau pelaksana inti merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan inti pekerjaan atau dalam hal ini adalah berurusan langsung dengan pasien rawat inap. Pada versi II ini direktur pelayanan medik, seksi rawat inap, perawat, asisten perawat, dan dokter merupakan operating core struktur organisasi ini.
Kepala bidang keperawatan masuk sebagai operating core agar lebih mudah dalam mengontrol para pegawai yang langsung berhubungan dengan pasien. Jika terdapat masalah atau keluhan dari perawat atau asisten perawat, direktur pelayanan dapat langsung memberikan bantuan terhadap penyelesaian masalah tersebut.
Seksi rawat inap dibagi menjadi 3 bagian yaitu koordinator asuhan keperawatan, logistik keperawatan, dan SDM keperawatan, bagian koordinator ini juga memberikan support dan pengawasan langsung terhadap para pekerja  layanan rawat inap, sehingga kualitas pelayanan dapat terjaga maksimal.
2). Pendukung kerja
Direktur pelayanan medik sebagai pendukung kerja operating core memberikan dukungan dengan memberikan tenaga medis dalam penanganan pasien. Direktur pelayanan medik akan menyediakan dokter yang akan mendiagnosa penyakit dan memberikan tindakan medis kepada pasien.
3). Pembuat standar
Posisi pembuat standar pada versi II ini dipegang oleh kepala instalasi rawat inap karena kepala instalasi perawat memiliki lingkup pekerjaan yang luas dan dianggap memiliki kapabilitas yang cukup untuk menentukan standar rawat inap dari rumah sakit guna menuju kualitas pelayanan yang maksimal.
(4). Middle Manager
Direktur utama sebagai manager memiliki wewenang untuk mengatur berjalannya rumah sakit dan menjebatani antara yayasan dengan organisasi.
(5). Top Decision Maker
Top decision maker dipegang oleh yayasan, karena rumah sakit ini dibuat untuk memenuhi visi dan misi dari yayasan tersebut, sehingga penentu kebijakan yang paling final adalah yayasan.

Versi III
1). Operating core atau pelaksana inti adalah merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan inti pekerjaan atau dalam hal ini adalah berurusan langsung dengan pasien rawat inap. Pada versi III ini perawat, asisten perawat, dan dokter merupakan operating core struktur organisasi ini. Perawat dan asisten perawat praktisi langsung pada layanan rawat inap yang bersentuhan langsung dengan pasien dengan memberikan asuhan keperawatan sedangkan diagnosa penyakit dan tindakan medis dilakukan oleh dokter.
2).Pendukung kerja
Organisasi ini didukung oleh seksi rawat inap yaitu, (i) Koordinator asuhan keperawatan (ii) koordinator logistik keperawatan (iii) koordinator SDM keperawatan. Bertugas sebagai pendukung kerja secara tidak langsung dengan mengatur sarana dan prasarana pendukung operating core.
Koordinator logistik akan memastikan pengadaan barang barang penunjang layanan inap, SDM keperawatan akan mengatur sumber daya dari perawat itu sendiri, seperti memperhatikan kompetensi dan skill perawat, agar pelayanan terhadap pasien dapat maksimal, sedangkan kordinator asuhan keperawatan bertugas untuk mengatur rencana dari asuhan keperawatan  yang dibutuhkan oleh tiap pasien yang berada di ruang rawat inap. Direktur Pelayanan Medik bertugas memberi support dari tenaga kesehatan lain untuk berjalannya rawat inap, seperti dokter jaga, gizi, dll
3). Pembuat standar
Pembuat standar dipegang oleh kepala instalasi rawat inap dan kepala bidang keperawatan. Penentuan standar oleh dua posisi ini diharapkan mampu membuat standar yang maksimal demi memberikan kualitas pelayanan yang baik. Kepala instalasi rawat inap akan lebih fokus kepada standar peralatan utama dan penunjang rawat inap sedangkan kepala bidang keperawatan akan fokus pada kinerja dari perawat.
4).Middle Manager
Direktur utama sebagai manager memiliki wewenang untuk mengatur berjalannya rumah sakit dan menjebatani antara yayasan dengan organisasi.
5).Top Decision Maker
Top decision maker dipegang oleh yayasan, karena rumah sakit ini dibuat untuk memenuhi  visi misi dari yayasan tersebut, sehingga penentu kebijakan yang paling final adalah yayasan.

Refrensi :

Lunenburg, Fred C ., 2012 . Organizational Structure: Mintzberg's Framework. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCHOLARLY, ACADEMIC, INTELLECTUAL DIVERSITY . Sam Houston State University. Vol 14, no.1.