Top decision makers
|
Kepala bagian Humas urusan promosi
|
Dokter dan perawat puskesmas
| ||
Middle manager
|
Kepala bagian Humas urusan promosi
| |||
Kepala bagian Humas urusan promosi
| ||||
Kabid keperawatan, administrasi, bagian sterilisator, bagian mutu RS
|
Kabid keperawatan, administrasi, sterilisator
|
Saudara, kader, Dokter dan perawat puskesmas/RS
| ||
Operating care
| ||||
Client
|
Pasien post rawat inap dengan stroke, atau pasien stroke dari luar RS
|
Pasien post rawat inap dengan stroke, atau pasien stroke dari luar RS
|
Pasien post rawat inap dengan stroke, atau pasien stroke dari luar RS
|
Pasien post rawat inap dengan stroke, atau pasien stroke dari luar RS
|
Struktur organisasi home care dalam sistem kesehatan, akan mengikuti ciri, visi dan misi institusi yang bersangkutan. Pelayanan home care dapat berbasis Rumah Sakit (hospital based home care), swasta (private coordinated) atau berbasis komunitas (community based home care). Pasien home care bisa berasal dari pasien setelah rawat inap RS atau dari komunitas/masyarakat.
Struktur home care versi pertama memperlihatkan bahwa Direktur RS merupakan pemangku kebijakan utama karena Direktur adalah pimpinan tertinggi RS, sehingga tugas-tugas operasional akan diserahkan kepada kepala bagian humas urusan promosi. Pemberi layanan utama dalam versi ini adalah kepala unit home care yang berperan melayani para anggotanya . Versi ini tampak lebih cocok diterapkan bagi pasien dengan kasus dan kondisi yang khas, dimana kepala unit home care yang harus turun tangan sendiri, misal kasus yang sulit atau terjadi konflik pelayanan.
Versi organisasi homecare ke-2 adalah ketika dilihat di unit home carenya sendiri, sehingga Kepala bagian Humas urusan promosi menduduki posisi tertinggi. Kebijakan-kebijakan yang dibuat akan dijalankan oleh kepala unit homecare dengan pelaksana utama adalah dokter dan perawat khusus home care. Pada home care jenis ini, tampak bahwa semua kebutuhan pasien dipenuhi oleh petugas kesehatan.
Versi ke-3 adalah struktur organisasi home care berbasis komunitas, dimana top manager dipegang oleh dokter dan perawat puskesmas dan pelaksana atau pemenuhan kebutuhan pasien dilakukan oleh keluarga pasien atau care giver. Struktur ini tepat digunakan ketika pasien post stroke rawat inap di rujuk kembali ke pelayanan primer sesuai daerah tempat tinggal pasien. Hanya di struktur ini tidak ada peran petugas kesehatan di lapangan langsung/kunjungan ke rumah pasien dengan asumsi bahwa kaluarga sudah bisa mandiri merawat pasien.
Model struktur organisasi home care yang ke-4 jika dilihat dari fokus layanan yang diberikan lebih mengarah ke patient centered with family as a nurse, yaitu pelayanan homecare yang berfokus pada kebutuhan pasien dengan pemberi perawatan utama adalah keluarga . Meskipun keluarga dianggap sebagai perawat utama pasien, akan tetapi masih ada dukungan/pendampingan dari petugas puskesmas kepada keluarga, bisa dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan, pelatihan. Upaya ini dilakukan bertujuan agar keluarga bisa mandiri.
Ke-empat struktur organisasi homacare di atas masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan akan tetapi jika dilihat secara lebih detail, versi ke-4 lebih sesuai diterapkan karena struktur tersebut lebih fleksibel terhadap keberagaman budaya yang dimilki pasien. Fokus pelayanan tertuju kepada pasien dengan memberdayakan keluarga melalui pendampingan dari petugas kesehatan terlebih dahulu. Setelah keluarga mandiri, maka pendampingan bisa dihentikan, dan lebih diarahkan ke kegiatan supervisi saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar