HANNA JUNIAR
Program Perilaku Mencuci Tangan
Program kesehatan yang lebih efektif untuk kelompok masyarakat tertentu adalah program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu mencuci tangan, Kebiasaan mencuci tangan sangat penting dibudayakan dalam masyarakat guna menekan terjadinya angka kesakitan akibat bakteri dan meningkatkan higeiene perorangan. Program cuci tangan efektif bagi anak sekolah karena mereka cepat dalam menerima informasi yang diberikan serta mudah dipahami oleh anak sekolah. Aktifnya mereka dalam beraktifitas sehingga rentan bagi kesehatan mereka. Sosialisasi yang diberikan bisa berupa dengan gambar poster atau praktek mencuci tangan.
Namun program PHBS efektif hanya untuk anak sekolah tapi tidak efektif pada kelompok masyarakat tertentu contohnya pekerja lapangan, petani, buruh dan anak jalanan. Di daerah saya menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun masih belum membudaya. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat bahaya dari kuman yang menyebabkan penyakit pada manusia yang masuk melalui mulut akibat tingkat hygiene perorangan yang buruk.
Program ini tidak efektif buat masyarakat pekerja lapangan karena kesadaran dalam berprilaku hidup bersih dan sehat masih sangat rendah akibat minimnya informasi yang didapat. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan informasi yang diterima siswa di sekoah. Selain itu kendalanya program tersebut tidak efektif adalah bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai saluran air mengalir baik itu melalui kran atau bak penampungan akibat kondisi keterbatasan ekonomi sehingga fasilitas saja tidak ada. Program tersebut belum memiliki specific need yang tepat sehingga dampak yang dihasilkan kurang efektik dalam meningkat PHBS pada masyarakat.
Program Sekolah Bebas Asap Rokok
Salah satu program kesehatan yang kurang efektif adalah Lingkungan merokok efektif hanya pada anak sekolah dan tidak efektif pada masyaakat buruh, supir, untuk merubah perilaku dan pekerja informal. Program kawasan sekolah bebas asap rokok sangat efektif untuk mengurangi jumlah perokok khusnya di usia remaja. Usia remaja sekolah merupakan usia yang sangat rentan terhadap pengaruh gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok. Sebuah study di Amerika mengatakan bahwa sebanyak 82 % perokok pemula berada pada usia sebelum 18 tahun dan sekitar 3000 perokok remaja mulai merokok setiap harinya.
Program kawasan bebas rokok yang diterapkan di sekolah-sekolah di tempat saya bekerja memberikan kontribusi yang potensial dalam menekan jumlah perokok aktif yang berada dalam usia sekolah. Fokus utama program kawasan bebas rokok di sekolah adalah skill training bagaimana siswa diinformasikan tentang bahaya perilaku merokok, bagaimana menghindari ajakan teman untuk merokok dan memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang kedapatan merokok oleh pihak sekolah.
Namun di satu sisi program kawasan sekolah bebas asap rokok sangat tidak efektif menekan angka perokok sebab program ini hanya bersifat spesifik dan tidak berefek guna bagi masyarakat luas dalam hal ini pekerja informal. Hal ini diperberat lagi dengan minimnya aturan tentang kawasan bebas asap rokok di tempat-tempat umum di daerah saya, masih banyak pabrik, industry dan tempat kerja yang belum menerapkan budaya bebas asap rokok di tempat kerja dan belum ada sanksi yang tegas bagi masyarakat umum yang merokok di sembarang tempat oleh pemerintah seperti yang ada di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar