APA YANG SALAH PADA PENATALAKSANAAN PASIEN STROKE

APA YANG SALAH PADA PENATALAKSANAAN PASIEN STROKE

Pendahuluan
           Stroke  merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan laju mortalitas 18  - 37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang (Smeltzer, 2002), artinya penderita stroke berulang memiliki resiko kematian dua kali lebih besar dibandingkan penderita stroke. Tingginya insiden kematian pada penderita stroke maupun  stroke berulang perlu mendapatkan perhatian khusus karena  diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari  stroke pertama mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 1 - 5 tahun (Jacob, 2001). Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular.
           Tren peningkatan penyakit tidak menular di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir pada tahun 1990an peringkat pertama adalah penyakit ISPA sedangkan Pada tahun 2010 mengalami perubahan beban penyakit Data menunjukkan peringkat pertama disebabkan oleh penyakit stroke dan pada tahun 2015 penyakit stroke selalu menjadi peringkat pertama, Pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.
          Di Kalimantan Barat jumlah pasien dengan Stroke memberikan sumbangsih angka yang signifikan yaitu data pada tahun 2013 jumlah kunjungan Rawat jalan pada RS Rujukan utama sebanyak 359 orang.
Pembahasan
          Permenkes 75 Tahun 2014 Pasal 32 Puskesmas Merupakan unit pelaksana teknis Dinas kesehatan Kabupaten/ kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dijelaskan dipasal 33 bahwa Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Termaktub dalam hal ini untuk melaksanakan upaya kesehatan tersebut puskesmas harus menyelenggarakan manajemen puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium.
Dimanakah kegagalan manajemen pasien stroke terjadi :
1.      1. Metode Discharge Planning dari Rumah Sakit yang belum Jelas
2.       2.Manajemen pengorganisasian di Puskesmas
3.       3.Adanya hambatan Kompetensi, atau ketidak berdayaan pembiayaan       
        Penulis mencoba mengangkat masalah ini di tinjau dari sisi pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, apakah ada kesalahan manajemen pengorganisasian di tingkat Dinas atau di puskesmas atau ada faktor lain yang menjadi penghambat tercapainya upaya pelayanan kesehatan perorangan tersebut sehingga terjadi serangan Stroke kedua atau bahkan kematian diwilayah UKM Puskesmas tersebut dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam promotif dan preventif.
          Dalam pelayanan Keperawatan kesehatan masyarakat dapat ditujukan, pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, merupakan suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Bentuk  pelayanan Pendampingan dan Perawatan Stroke di rumah (Home Care) sangat tepat untuk diterapkan dalam keluarga dan sangat membantu klien yang mempunyai hambatan fisik, mental dan social, termasuk memberikan dukungan dan pelayanan untuk hidup mandiri, sehingga mengurangi beban baik dari anggota keluarga, teman, kerabat maupun tetangga yang membantu memenuhi kebutuhan hidup menuju kesembuhan dan kelangsungan hidup klien. Selain itu program home care sangat diperlukan dalam mendayagunakan berbagai upaya untuk meningkatkan derajat kesejahteraan klien Stroke secara utuh, dapat membantu klien Stroke mendapatkan keberlangsungan hidup menuju kemandirian secara bertahap. 
                Dalam  Source:  Clinical Guidelines for Stroke Management 2010 pada Hospitalisasi dari pathway klinik enam hari fase hospitalisasi stroke tanpa komplikasi pada hari ke empat sudah dilakukan discharge planning untuk penempatan klien di nursing home. Pada kasus pasca hospitalisasi banyak dari pasien Stroke Kambuh atau mendapat serangan ke dua dan akibatnya bisa lebih fatal dari serangan yang pertama.
Bagaimana Manajemen Perkesmas di Puskesmas :
1.      Asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas maupun dirumah  dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
2.       Asuhan Keperawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat (keluarga Binaan)
3.       Pelayanan Keperawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya
4.       Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
Pada penelitian tingkat keterlaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) Faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keterlaksanaan perkesmas adalah adanya interaksi antara interaksi dan pelatihan. Untuk itu perawat diperlukan berperan aktif dalam kegiatan dan pelatihan tentang perkesmas dalam hal upaya penjaringan kelompok – kelompok yang memerlukan pelayanan khusus.
                Usulan struktur Organisasi yang ingin penulis sampaikan pada client adalah kelompok khusus,pasien pasca hospitalisasi Stroke, seharusnya pada level Top decision makers terletak pada Kepala Puskesmas selaku penanggung jawab diseluruh kegiatan Puskesmas, Pasien dan keluarga pasien sendiri karena untuk melakukan layanan kesehatan diperlukan persetujuan baik pasien maupun keluarga, operating core nya adalah perawat dan kolaburasi kompetensi seperti dokter dan fisiotherapis, Pembuat Standar adalah Dinas Kesehatan, Walikota, Midle Manager terletak pada penanggung jawab UKP di puskesmas, pendukungnya adalah Keluarga Binaan, masyarakat dan tokoh masyarakat.
Kesimpulan
                Dalam Sub sistem upaya kesehatan puskesmas sebagai garda terdepan layanan kesehatan yang mempunyai peran strategies sehingga dituntut memilik kemampuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan primer melalui peningkatan SDM nya oleh sebab itu Perlu adanya upaya perbaikan manajemen pengorganisasian di Tingkat FKRTL, FKTP dan Dinas Kesehatan. Tidak perlu adanya Gap antara RS dan Puskesmas sehingga sistem kesehatan dapat berlangsung secara sinergis.
By : Ade m.cahyadi.s KMPK15
Catatan : Tugas Paper ini dibuat sebagai ide pokok penelitian tesis serta pembelajaran penulis dalam mengaplikasikan BLOOMs Taxonomy

Reff :
Permenkes no 75 2014 tentang puskesmas
Buletin data dan informasi kesehatan vol II 2012
www.strokefoundation.com.au  Source:  Clinical Guidelines for Stroke Management 2010.